Jumat, 18 Mei 2012

Pengertian Seni




Didalam kehidupan manusia kata seni sering sekali dikaitkan dengan sebuah karya gambar atau lukisan. Ada semacam kesalahan didalam mengartikan kata seni yang sebenarnya sangat luas.

Banyak sekali hal hal yang berkaitan dengan kegiatan manusia yang sangat indah walaupun itu bukan dalam bentuk karya lukis. Misalnya ada sebuah analisa yang sangat baik mengenai kebutuhan perang didunia ini dimana disana terlihat adanya sebuah kecenderungan memakai kata seni untuk sebuah rencana penyerangan ataupun untuk bertahan. Dalam hal ini kata seni sama sekali sudah tidak berbentuk karya gambar ataupun lukisan tetapi dalam bentuk konsep strategi perang.

Ada sebuah contoh lain dimana seseorang membuat kesalahan yang sering membuat dirinya terpuruk pada kemiskinan dan ketidak percayaan pada kehidupan ini. Tiba tiba didalam pikirannya muncul sebuah gagasan untuk merobah sikap hidup dan cara dia menjalaninya. Sekelumit terlihat ada sebuah sinar terang berada didalam pikirannya dan dia begitu kagum dengan cahaya tersebut karena menerangi seluruh alam pikirannya dan disana dia melihat betapa indahnya pengalaman dia yang membuat dirinya begitu menyadari bahwa tanpa kesalahan dan pengalaman yang pahit sangatlah mustahil dia mendapatkan cahaya itu dan disitulah dia menyadari betapa sebuah kesalahan dan kemiskinan merupakan sebuah seni kehidupan yang membuat hidup ini menjadi lebih indah dan mempunyai arti yang begitu dalam.

Jadi apa sebenarnya seni itu ?

Jika kita melihat dari asal muasalnya kata seni sebenarnya sangatlah sederhana karena kata ini hanya sekedar istilah yang tanpa sengaja dilontarkan oleh seseorang yang pada waktu itu sangat mengagumi sebuah keindahan alam dan didalam bayangan kalbunya keindahan alam itu begitu merasuk kedalam jiwanya dan tanpa dia pikir pikir lagi dengan segera dia mengungkap keindahan itu dengan kata seni yang berarti indah.

Walaupun cerita diatas belum tentu benar atau tidaknya tetapi dari situ kita dapat membaca bahwa memang kata seni seringkali dikaitkan dengan keindahan yang memang jelas ada hubungannya.

Seni didalam bahasa lain bisa juga berarti bahasa atau suara dimana setiap orang yang mengeluarkan suara indah selalu dikategorikan dengan seni suara. Nah apabila segala yang indah indah itu selalu dikaitkan dengan seni, apakah memang seni itu sama dengan indah ?

Ada semacam kerancuan didalam memberikan ketepatan dalam pengertian seni karena setiap orang dapat saja berbicara seni menurut sudut pandangnya masing tanpa dapat dipersalahkan ataupun diganti dengan sudut pandang lain, tetapi sepertinya sudah ada kesepakatan tanpa rundingan dimana kata seni sering sekali dikaitkan dengan kata indah sehingga seperti sudah menjadi kebiasaan bahwa seni itu indah, dan karena sepertinya semua orang dengan sudut pandang manapun akan sepakat bahwa SENI adlh :

SEBUAH KEINDAHAN YANG DAPAT MENGUNGKAP RASA
SAMPAI JAUH KEDALAM JIWA SESEORANG

Jadi apabila pernah merasakan sebuah getaran keindahan yang begitu dalam dan membuat kita tidak dapat lagi melupakannya maka artinya kita sudah dapat menangkap arti kata seni dalam arti yang sebenarnya.

Memahami apa kreatif itu



Sebelum kita menetapkan menjadi kreatif, kita terlebih dahulu membicarakan apa sebenarnya kreatif itu. Jika kita tidak tahu apa yang sedang dibicarakan, maka akan sulit bagi kita untuk menentukan cara untuk menjadi kreatif. Dalam beberapa kamus, saat mencari definisi kreatif maka kita akan menemukan kata kreatifitas, sering kali kreatif disamakan dengan kreatifitas. Kreatif merupakan kata dasar dari kreatifitas, sedangkan kreatifitas adalah aktifitasnya. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa kreatifitas sebagai kemampuan untuk mencipta. Adapun Wikipedia memiliki pengertian lain, kreatifitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan dan konsep yang sudah ada. 

Dari sudut pandang keilmuan , hasil dari pemikiran kreatif (kadang disebut pemikiran divergent ), biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sedangkan alternatif, konsepsi sehari-hari dari kreatifitas adalah tindakan membuat sesuatu yang baru. Walaupun pengertia kreatifitas seperti di atas namun sering kali namun muncul definisi yang beragam, sebab pengertian kreatifitas itu tergantung pada cara kita mendefinisikannya. Tidak ada satupun definisi yang dianggap dapat mewakili pemahaman yang beragam tentang kreatifitas (Supardi, 2001 : 6) Hal ini disebabkan karena dua alasan yaitu : 
Kreatifitas merupakan ranah psikologis yang kompleks dan multidimensional, yang mengandung berbagai tafsiran yang beragam. 
Definisi-definisi kreatifitas memberikan tekanan yang berbeda-beda, tergantung dasar teori yang menjadi acuan pembuuat definisi. 

Kriteria kreatif menurut Amabile (1983) bahwa penentuan kriteria kreatifitas menyangkut tiga dimensi yaitu : 
Dimensi proses, segala prodak yang dihasilkan dari proses itu dianggap sebagai prodak kreatif. 
Dimensi person, sering dikatakan sebagai keprbadian kreatif. 
Dimensi produ-produk kreatuf, menunjuk pada hasil perbuatan, kinerja atau karya seseorang dalam bentuk barang atau gagasan. 


Setiap orang pada dasarnya memiliki kreatifitas dengan tingkat yang berbeda-beda. Kreatifitas seseorang tidak berlangsung dalam kevakuman, melainkan didahului oleh hasil-hasil kreatifitas orang-orang yang berkaya sebelumnya. Dapat dikatakan juga sebagai kemampuan seseorang menciptakan kimbinasi baru dari hal yang telah ada sehingga menghasilkan sesuatu yang baru.

Keindahan Karya Seni

Keindahan sesungguhnya menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material, 
karena sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik 
yang merupakan hasil karekteristik yang disertai estatika.

Apa itu Seni

Seni hanya menyajikan suatu ilusi ( bayangan / khayalan tentang kenyataan dan tetap jauh dari kebenaran )

ESTETIKA



Estetika atau keindahan adalah sifat dari sesuatu yang memberi kita rasa senang. Estetika berasal dari Bahasa Yunani yaitu aisthetike. Pertama kali digunakan Alexander Gottieh Baumgarten untuk pengertian ilmu tentang hal yang bisa dirasakan lewat perasan.

Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.

Mayesky (1990) menyatakan estetis berkenaan pada satu apresiasi bentuk keindahan dan perasaan haru atau kekaguman. Muharam (1991) menyatakan estetika umumnya dikaitkan dengan pengetahuan keindahan, sedang batasan singkat estetika adalah filsafat dan pengkajian ilmiah dari komponen estetika dan pengalaman manusia. Untuk membantu rasa keindahan anak, dapat dibantu secara kontinyu menemukan keindahan dan kekaguman dalam dunia mereka sehingga pengalaman estetis dapat membantu mengembangkan secara penuh daya hidup pada anak.

Pada masa kini estetika bisa berarti tiga hal, yaitu : (1) studi mengenai fenomena estetis, (2) studi mengenai fenomena persepsi, dan (3) studi mengenai seni sebagai hasil pengalaman estetis. Selanjutnya dijelaskan bahwa estetik sebagai sebuah subjek yang menentukan syarat-syarat estetis yang menganalisa dasar, wawasan, dan implikasinya dari suatu fenomena mengenai estetika.







SENI


Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Seni sangat sulit dijelaskan dan juga sulit dinilai. Masih bisa dikatakan seni adalah proses dan produk dari memilih medium,dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin.

Menurut kamus Bahasa Indonesia, seni merupakan karya (sajak, lukisan, musik dan lain-lain) yang diciptakan dengan bakat dan merupakan hasil daripada sesuatu ciptaan.. Seni mencakupi nilai moral yang membawa kesan keharmonian kepada masyarakat dalam konteks adat dalam kesenian sesuatu budaya itu sendiri.

Lowenfeld (1983) mengatakan setiap masyarakat yang paling primitif sampai masyarakat yang paling modern mengekspresikan dirinya melalui seni. Lowenfeld juga menyatakan bahwa anak muda menggunakan seni untuk mengekspresikan bagaimana ia belajar untuk mengembangkan konsep. Herberd Reed dan Lowenfeld (1982) menyatakan bahwa seni pada dasarnya sulit untuk dipahami dan dijeleskan dengan fakta. Seni merupakan hal yang dinamis dan menyatu sebagai potensi yang sangat besar untuk pendidikan anak. Seni selalu menyuguhkan suatu konsep yang metafisik. Secara fundamental seni merupakan organik dan fenomena yang dapat diukur. Seni memiliki dua prinsip, yaitu : prinsip bentuk (fungsi persepsi) dan keaslian (fungsi imajinasi).

Muharam (1991) menyatakan seni atau kesenian secara umum dikenal sebagai rasa keindahan umumnya dan rasa keharuan khususnya yang melengkapi kesejahteraan hidup. Pandangan ini melihat seni sebagai suatu keindahan (rasa keindahan) dan keharuan. Disini seni berarti karya manusia, artinya sesuatu yang tercipta oleh karya manusia yang melibatkan seluruh pikiran, perasaan untuk menggagas, memproses dan menghasilkan bentuk karya yang mempunyai nilai keindahan dan menimbulkan keharuan dan memberi kepuasan serta kesejahteraan manusia. Dengan demikian seni secara nyata merupakan keindahan kreasi manusia.

Peran seni dalam kehidupan anak

Seni digunakan sebagai ungkap kreatif yang digunakan sebagai dasar pengembangan kegiatan (khususnya pada anak 2-7 tahun) melalui aktivitas bermain (play group) dan taman pengembangan selanjutnya (sekolah dasar). Lowenfeld dan Brittain (1982) menegaskan peran seni bahwa memberikan pengalaman seni yang lebih baik dan benar akan mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar yang meliputi : emosi, intelektual, fisik, persepsi, sosial, estetis dan kreatifitas, yang merupakan aspek penting kehidupan anak untuk diharapkan berkembang secara holistik sebagaimana pula perkembangan anak dalam kehidupan, sehingga anak dapat mengembangkan seni sedini mungkin.

Penerapan seni pada lingkungan sekitar

Gerakan seni dan kriya adalah suatu gerakan pada masa akhir revolusi industri yang mementingkan komitmen kerja dan keindahan. Penganutnya menolak estetika yang dihasilkan oleh produksi secara massal, yang dianggap sebab utama hilangnya keindahan individu. Art dan craft movement membarikan kesan kembali periode gothic, roccoco dan renaissns. Salah satu ciri utamanya adalah karya seni yang dibuat secara individu oleh seniman dengan sentuhan artistik yang khas. Contoh karya pada masa kini yang dipengaruhi gaya art dan craft movement yaitu kursi ukir.

· KREATIVITAS

Kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada. Dari sudut pandang keilmuan yaitu hasil dari pemikiran kreatif (kadang disebut pemikiran divergen) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif kehidupan sehari-hari dari kreativitas adalah tindakan membuat sesuatu yang baru.

Campbel (1995) menyatakan kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya baru, berguna dan dapat dimengerti. Olsen (1989) menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau berkreasi. Kreatif terdiri dari dua unsur yaitu kefasihan (melakukan sesuatu atau berpikir secara lancar dan memuaskan) dan keluwesan (munculnya deferensiasi gagasan dalam menyelesaikan masalah). Utami Munandar Parnes ( dalam Issenberg, 1993:4) menyatakan kreativitas sebagai proses berfikir dan merespon yang meliputi menghubungkan dengan pengalaman sebelumnya, merespon stimulus (objek, simbol, ide, orang, situasi) dan paling tidak menghasilkan kombinasi yang unik.

Karakteristik anak yaang kreatif

Kreaivitas merupakan potensi yang berkembang, dalam arti dipengaruhi oleh umur. Kreativitas orang dewasa berbeda dengan kreativitas anak-anak. Perilaku orang dewasa sering kali terhambat oleh beberapa hal, yaitu : norma, aturan, moral, etika, dan sebagainya. Jika anak cenderung bebas untuk berprilaku polos sesuai dengan dorongan dari dalam diri mereka.

Torrance (dalam Bernard, 1970) mengemukakan karakteristik anak kreatif yaitu sebagai berikut: (1) cenderung memiliki respon bebas, (2) cenderung menyampaikan persepsi secara abstrak, (3) memiliki keinginan ideal, (4) suka humor dan bekerja, (5) suka bermain dan melucu, santai, (6) bertindak impulsif. (7) suka melakukan perubahan, petualangan, (8) cenderung ceroboh dan kurang teratur, dan (9) tidak pemalu menyampaikan kebaikan atau kebenaran. Maxim (dalam Issenberg, 1993) menyatakan anak menggunakan kemampuan kreatif memiliki tipe: (1) mengeksplorasi, eksperimen, manipulasi, bermain, bertanya, membuat dugaan, dan mendiskusikan penemuan, (2) menggunakan imajinasi dalam bermain peran, menceritakan sejarah, senang bekerja untuk memecahkan masalah dan menyampaikan perasaan mereka, (3) konsentrasi pada suatu tugas dalam waktu yang relatif lama, (4) mencoba menyusun yang tidak teratur dengan mengorganisasi pengalaman mereka, (5) melakikan sesuatu yang baru dengan orang tua dan famili, dan (6) menggunakan repetisi sebagai suatu kesempatan untuk belajar dari pengalaman daripada bosan. Issenberg (1993) menyatakan bahwa secara umum perilaku anak kreatif adalah lebih banyak aktif daripada pasif, anak memiliki inisiatif, dapat tampil dengan semua anak dalam berbagai situasi.

Faktor yang mendorong anak dapat berkreativitas

Faktor dari dalam sebagai potensi atau sebagai pendorong teraktualisasikannya potensi kreativitas dengan anak tergantung pada aspek luar yang memberi kesempatan anak untuk berkreatif. Faktor penghargaan keluarga, pemberian kesempatan pada anak menampilkan diri, pengembangan diri, kebebasan, tidak menuntut anak selalu benar. Ketersediaan fasilitas di sekolah, penyediaan pengalaman yang beragam, proses pembelajaran melalui penemuan, diskusi, keterbukaan merupakan faktor pendorong yang muncul dari sekolah. Berbagai faktor pendukung akan berbalik manjadi faktor penghambat yang serius jika tidak dikembangkan secara maksimal.

Lowenfeld dan Britain (1982:8) menyatakan delapan cara yang dapat dilakukan untuk mendorong perkembangan kreativitas anak, antara lain : (1) kelancaran berpikir, (2) fleksibilitas, (3) orisionalitas, (4) memperluas (elaboration) berpikir, (5) program keberanian mengambil resiko, (6) kompleksitas, (7) rasa ingin tahu (quriosity), dan (8) imajinasi. Guru dan orang tua hendaknya memiliki kemauan dan kemampuan untuk memberi, mendorong, merangsang agar anak memperoleh dan dapat berpikir dan bekerja secara lancar dengan memnyediakan berbagai fasilitas, terbiasa tidak kaku menerima pendapat, mendorong anak untuk luwes berprilaku, memberi penghargaan dan mendorong anak untuk melakukan sesuatu yang baru, memberikan cakrawala berpikir dengan meninjaunya dari berbagai aspek, merangsang rasa ingin tahu anak, jangan memberi rasa puas tetapi pancinglah agar anak menjadi sering penasaran.

Apa itu Seni dan Kreatifitas dan Estetika

Seni berkaitan erat dengan nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi perasaan manusia akan keindahan yang dilihat dan dinikmati oleh mata maupun didengar oleh telinga. Karena manusia adalah makhluk dengan cita rasa yang tinggi, maka dihasilkanlah kesenian dengan berbagai kreativitas, jenis dan corak mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks. Dewasa ini seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dan kreatifitas manusia.